{"id":1634,"date":"2024-04-02T17:00:01","date_gmt":"2024-04-02T10:00:01","guid":{"rendered":"https:\/\/widyatransport.com\/?p=1634"},"modified":"2024-05-07T08:36:20","modified_gmt":"2024-05-07T01:36:20","slug":"plengkung-gading","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/widyatransport.com\/plengkung-gading\/","title":{"rendered":"Plengkung Gading: Daya Tarik, Rute, Jam Buka, HTM"},"content":{"rendered":"

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah daerah yang memiliki cerita sejarah yang sangat panjang. Daerah yang masih dipimpin oleh raja sebagai gubernur ini selalu memberikan pengalaman seru saat Anda kunjungi. Ada banyak sekali tempat wisata bersejarah yang tersebar di Yogyakarta, salah satunya adalah Plengkung Gading<\/a>.\u00a0<\/span><\/p>\n

Tentang Plengkung Gading<\/span><\/h2>\n

Bagi warga Yogyakarta, Plengkung Gading sudah sangat dikenal. Plengkung Gading merupakan gapura atau gerbang masuk menuju ke Keraton Yogyakarta. Memiliki nama asli Plengkung Nirbaya, gerbang ini bukanlah satu\u2013satunya. Masih ada 4 plengkung lain yang mengelilingi Keraton Yogyakarta.\u00a0<\/span><\/p>\n

Di zaman dulu, Plengkung Gading sendiri bukan hanya sekedar gerbang masuk saja. Tapi, juga sebagai bagian dari benteng untuk menjaga Keraton Yogyakarta dari musuh. Memiliki peranan yang sangat penting, tidak heran apabila Plengkung Gading hingga sekarang masih sangat terjaga bentuknya.\u00a0<\/span><\/p>\n

Plengkung Gading pertama dibangun saat Sri Sultan Hamengkubuwono I memimpin Keraton Yogyakarta, yaitu sekitar tahun 1782. Dulu, di sekitar Plengkung Gading terdapat parit yang memiliki lebar mencapai 10 meter dan kedalaman 3 meter. Dimana tujuannya adalah untuk menghadang musuh yang mencoba menyerang.\u00a0<\/span><\/p>\n

Namun, parit\u2013parit ini sudah tidak ada dan menjadi jalan yang dilewati masyarakat sehari-hari. Tidak hanya itu saja, di dekat Plengkung Gading juga ada jembatan gantung yang bisa ditarik oleh penjaga ketika ada musuh yang mencoba masuk. Tapi, jembatan gantung tersebut sudah tidak ada lagi sekarang.\u00a0<\/span><\/p>\n

Daya Tarik Plengkung Gading<\/span><\/h2>\n
\"Plengkung

Plengkung Gading<\/p><\/div>\n

Memiliki sejarah sejak ratusan tahun lalu, sekarang ini Plengkung Gading pun menjadi bangunan penting yang tetap dijaga bentuknya. Dimana sekarang Plengkung Gading berubah menjadi tempat wisata yang banyak dikunjungi wisatawan. Tentu saja ada daya tarik dari Plengkung Gading, yaitu sebagai berikut ini:\u00a0<\/span><\/p>\n

Tradisi Sultan Tidak Boleh Melewatinya Semasa Hidup\u00a0<\/span><\/h3>\n

Ada satu kisah menarik yang berhubungan dengan Plengkung Gading ini. Dimana ternyata ada satu tradisi yang harus dituruti oleh Sultan yang memimpin hingga sekarang. Setiap sultan yang masih hidup, tidak diperbolehkan untuk melewati Plengkung Gading. Hal ini adalah tradisi yang selalau dijaga sejak zaman Mataram.\u00a0<\/span><\/p>\n

Namun, ketika Sultan wafat, jenazahnya harus keluar melewati Plengkung Gading ini. Dimana hingga sekarang tradisi ini pun selalu dijaga. Tidak hanya itu saja, rupanya rakyat Yogyakarta yang meninggal di dalam area Plengkung Gading pun tidak boleh melewatinya. Hanya yang masih hidup saja yang boleh dimana memang ini juga bagian dari tradisi.\u00a0<\/span><\/p>\n

Spot Foto yang Menarik\u00a0<\/span><\/h3>\n

Plengkung Gading sendiri dibangun tidak hanya seperti benteng saja. Ada berbagai ukiran khas Jawa yang terukir di beberapa bagiannya. Dimana banyak sekali turis yang datang ke Plengkung Gading untuk berfoto di area Plengkung Gading. Apalagi di kanan dan kiri dari Plengkung Gading ada tangga yang akan membawa Anda naik ke bagian atasnya.\u00a0<\/span><\/p>\n

Biasanya banyak pengunjung yang akan naik ke Plengkung Gading untuk berfoto. Terutama pada sore hari, dimana pemandangan di kala cerah sangat indah. Banyak juga pecinta fotografi yang ingin memperoleh foto dari Plengkung Gading yang masih berdiri kokoh meski sudah ada sejak ratusan tahun lalu.\u00a0<\/span><\/p>\n

Wisata Kuliner di Sekitarnya\u00a0<\/span><\/h3>\n

Daya tarik lain dari Plengkung Gading adalah Anda bisa menikmati aneka kuliner lezat yang ada di sekitarnya. Lokasi dari Plengkung Gading sangat dekat dengan Alun-alun Selatan, jadi ada banyak sekali kuliner dan street food khas Yogyakarta yang bisa Anda cicipi. Termasuk jika Anda tertarik naik becak lampu yang menjadi kegiatan menarik di Alun-alun Selatan.\u00a0<\/span><\/p>\n

Lokasi, Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Plengkung Gading<\/span><\/h2>\n

Untuk lokasi Plengkung Gading<\/a> adalah di Jalan Patehan Kidul No. 4, Patehan, Kraton, Yogyakarta. Jaraknya hanya 300 meter saja dari Alun-alun Selatan, sehingga Anda bisa berjalan kaki untuk melihat Plengkung Gading dari Dekat. Jam operasional dari Plengkung Gading ini tidak ada alias terbuka untuk umum selama 24 jam penuh.\u00a0<\/span><\/p>\n

Harga tiket masuk ke Plengkung Gading juga gratis, sehingga Anda bisa menjadikan wisata ini sebagai alternatif untuk berlibur murah. Namun, Anda yang membawa kendaraan pribadi biasanya akan dikenakan biaya parkir mulai dari Rp. 3.000 hingga Rp. 5.000, tergantung kendaraan yang Anda bawa.\u00a0<\/span><\/p>\n

Plengkung Gading mungkin hanyalah gerbang biasa saja, tapi kenyataannya gapura ini memiliki peranan penting di masa sebelum kemerdekaan Indonesia. Apabila Anda ingin mengunjungi Plengkung Gading dengan lebih mudah, maka Widyatrans mampu menemani. Kami adalah vendor sewa mobil Yogyakarta<\/a> yang lengkap dan juga memiliki pelayanan terbaik.\u00a0<\/span><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah daerah yang memiliki cerita sejarah yang […]<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":1635,"comment_status":"closed","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_acf_changed":false,"footnotes":""},"categories":[8],"tags":[],"class_list":["post-1634","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-wisata-jogja"],"acf":[],"aioseo_notices":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/widyatransport.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1634"}],"collection":[{"href":"https:\/\/widyatransport.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/widyatransport.com\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/widyatransport.com\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/widyatransport.com\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=1634"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/widyatransport.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1634\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":1636,"href":"https:\/\/widyatransport.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1634\/revisions\/1636"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/widyatransport.com\/wp-json\/wp\/v2\/media\/1635"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/widyatransport.com\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=1634"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/widyatransport.com\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=1634"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/widyatransport.com\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=1634"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}