{"id":1339,"date":"2024-03-09T17:00:11","date_gmt":"2024-03-09T10:00:11","guid":{"rendered":"https:\/\/widyatransport.com\/?p=1339"},"modified":"2024-04-16T16:40:37","modified_gmt":"2024-04-16T09:40:37","slug":"candi-mendut","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/widyatransport.com\/candi-mendut\/","title":{"rendered":"Candi Mendut: Daya Tarik, Rute, Jam Buka, HTM"},"content":{"rendered":"

Candi Mendut<\/a>\u00a0<\/strong>– Indonesia memang memiliki sejarah yang panjang dan sangat menarik untuk ditelusuri. Banyak sekali situs\u2013situs sejarah yang hingga sekarang masih dijaga dan dijadikan destinasi wisata.<\/span><\/p>\n

Salah satunya adalah Candi Mendut yang terletak di Kabupaten Magelang. Candi yang letaknya sangat dengan Candi Borobudur ini mungkin tidak besar, tapi kisah sejarah dan arsitekturnya patut untuk Anda lihat dari dekat.\u00a0<\/span><\/p>\n

Sejarah Pembangunan<\/span><\/h2>\n
\"Candi

Candi Mendut Magelang<\/p><\/div>\n

Perlu untuk diketahui bawah Candi Mendut diperkirakan dibangun sekitar abad ke-8 di masa Dinasti Syailendra. Situs\u00a0ini dibangun untuk jadi tempat ibadah bagi Umat Buddha pada masa tersebut. Dimana memang Dinasti Syailendra merupakan penganut Agama Buddha. Pendiri dari Candi Mendut adalah Raja Dharanindra, seperti yang tertulis dalam Prasasti Karang Tengah dan tertulis 824 Masehi.\u00a0<\/span><\/p>\n

Candi Mendut berdiri tegak hingga abad ke-10 sebelum akhirnya terkubur dan rusak akibat letusan Gunung Merapi serta gempa besar pada masa itu. Pada abad ke-19, Candi Mendut ditemukan oleh seorang arkeolog Belanda bernama J.G de Casparis.\u00a0<\/span><\/p>\n

Kemudian pada tahun 1897 hingga 1904, pemerintah Hindia Belanda melakukan penggalian dan pembangunan ulang dari Candi Mendut ini. Hingga sekarang Candi Mendut masih berdiri tegak dan masih kerap dikunjungi oleh Umat Buddha saat perayaan Waisak. Lokasinya yang dekat dengan Candi Borobudur jelas membuktikan betapa kuatnya keagamaan dari masyarakat pada saat itu.\u00a0<\/span><\/p>\n

Daya Tarik dari Candi Mendut\u00a0<\/span><\/h2>\n

Tentu saja, untuk Anda yang mengunjungi Candi Mendut akan melihat sendiri betapa indahnya bangunan kuno yang satu ini. Tidak hanya itu saja, Anda pun juga akan menemukan daya tarik dari Candi Mendut yang mempesona. Berikut ini adalah berapa daya tarik dari Candi Mendut:\u00a0<\/span><\/p>\n

Belajar Arsitektur<\/span><\/h3>\n

Candi Mendut memiliki tinggi sekitar 16,4 meter dan berbentuk segi empat. Terlihat jelas bahwa bangunan Candi Mendut memiliki pengaruh agama Buddha. Bagian dinding dari Candi Mendut ini terdapat banyak relief yang menarik untuk ditelusuri. Setidaknya ada 31 pahatan relief yang dapat Anda temukan dan berupa suluran, cerita dan juga bunga.\u00a0<\/span><\/p>\n

\"Candi

Candi Mendut Magelang Jawa Tengah<\/p><\/div>\n

Di bagian sisi barat dari Candi Mendut terdapat sebuah tangga yang menuju ke teras. Pada dinding tangga ini sendiri terdapat pahatan akan ajaran Buddha. Kemudian, pada ujung dari tangganya ada sepasang patung naga dengan mulut terbuka. Jika diperhatikan, bagian dalam dari mulut patung naga ini ada pahatan lain, yaitu singa.\u00a0<\/span><\/p>\n

Apabila Anda perhatikan, pada bagian dari atap terdapat kubus-kubus yang semakin mengerucut. Bentuknya sangat mirip dengan Candi Arjuna dan beberapa candi lain di sekitar Dieng, Jawa Tengah.\u00a0<\/span><\/p>\n

Di Candi Mendut terdapat setidaknya 3 arca Buddha, yaitu Avalokitesvara, Cakyamuni dan Maitreya. Ketiganya masih dalam kondisi yang sangat baik dan banyak umat Buddha yang berdoa. Kemudian, setidaknya ada 48 stupa di Candi Mendut dan letaknya bertingkat. Pada tingkat pertama ada 24 stupa, kemudian pada tingkat kedua ada 16 stupa dan tingkat ketiga ada 8 stupa.\u00a0<\/span><\/p>\n

Menikmati Senja<\/span><\/h3>\n

Candi Mendut yang terletak di tengah pemukiman warga ini memang sangatlah indah. Tidak hanya dari segi bangunan kuno yang sangat kokoh, tapi sekitar candi telah dibangun fasilitas yang sangat baik. Anda pun bisa menikmati keindahan pemandangan sekitar Candi Mendut, terutama pada saat senja.\u00a0<\/span><\/p>\n

Anda bisa duduk di sekitar Candi Mendut dan melihat keindahan sore hari. Pada saat cuaca sedang cerah, maka Anda bisa melihat keindahan matahari tenggelam dengan warna langit oranye. Ini bisa menjadi moment yang tidak terlupakan saat mengunjungi Candi Mendut.<\/span><\/p>\n

Spot Foto<\/span><\/h3>\n

Saat Anda berkunjung ke Candi Mendut, jangan lupa untuk berfoto di sekitar candi. Setiap sudut dari Candi Mendut jelas sangat estetik dan bisa menjadi salah satu kenangan tidak terlupakan saat Anda berlibur. Apalagi saat cuaca sedang cerah, maka pemandangan di sekitar candi sangatlah luar biasa.\u00a0<\/span><\/p>\n

Lokasi, Jam Buka dan Harga Tiket Masuk ke Candi Mendut\u00a0<\/span><\/h2>\n

Bagi Anda yang ingin mengunjungi Candi Mendut, maka alamatnya adalah di Jalan Mayor Kusen, Desa Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Jaraknya hanya 3 km saja dari Candi Borobudur. Untuk jam operasional dari Candi Mendut adalah mulai pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB.\u00a0<\/span><\/p>\n

Sedangkan harga tiket masuk Candi Mendut<\/a> sangatlah terjangkau, Anda hanya akan dikenakan biaya yaitu Rp. 10.000. Untuk biaya parkir motor, Anda akan dikenakan Rp. 2.000 dan mobil Rp. 5.000 saja. Sehingga bisa dikatakan Candi Mendut adalah wisata sejarah yang bisa jadi pilihan yang tepat untuk Anda.\u00a0<\/span><\/p>\n

Candi Mendut merupakan situs peninggalan sejarah yang sangat dekat dengan kehidupan kerajaan di Indonesia pada masa lalu. Mengunjungi Candi Mendut ini pun bisa menjadi bukti bahwa masyarakat Indonesia sudah menjalani kehidupan beragama sangat lama. Anda yang ingin mengunjungi Candi Mendut dan juga beberapa wisata lain yang ada di Candi Mendut, maka dapat segera menghubungi layanan sewa mobil di Jogja<\/a> dari Widya Trans Wisata.\u00a0<\/span><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Candi Mendut\u00a0– Indonesia memang memiliki sejarah yang panjang dan sangat […]<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":1340,"comment_status":"closed","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_acf_changed":false,"footnotes":""},"categories":[12],"tags":[],"class_list":["post-1339","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-wisata-magelang"],"acf":[],"aioseo_notices":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/widyatransport.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1339"}],"collection":[{"href":"https:\/\/widyatransport.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/widyatransport.com\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/widyatransport.com\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/widyatransport.com\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=1339"}],"version-history":[{"count":6,"href":"https:\/\/widyatransport.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1339\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":1347,"href":"https:\/\/widyatransport.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1339\/revisions\/1347"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/widyatransport.com\/wp-json\/wp\/v2\/media\/1340"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/widyatransport.com\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=1339"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/widyatransport.com\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=1339"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/widyatransport.com\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=1339"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}